Minggu, 29 November 2009

bukan rasul terakhir ?


BENARKAH TERNYATA MUHAMMAD BUKAN RASUL DAN NABI TERAKHIR SEPERTI YANG DIPAHAMI SELAMA INI”???

http://www.facebook.com/home.php?#/note.php?note_id=198570473704&id=1667080067&ref=mf



Salam, Shalom ….

Beberapa waktu yang lalu saya mendapat info dari seseorang perihal bahwa kabarnya ada tulisan seorang muslim di Indonesia yang cukup menghebohkan terkait penyajian fakta-fakta puluhan ayat Al-Quran yang mengungkapkan bahwa Muhammad bukan rasul terakhir sebagaimana selama ini diklaim oleh banyak umat Islam di berbagai penjuru dunia.

Dalam kepala saya sempat terlintas pikiran: jangan-jangan itu hanya kabar burung. Tapi, ternyata rupanya tidak begitu!

Beberapa hari yang lalu, seseorang memberikan sebuah buku photocopy-an kepada saya. Buku copy-an itu berjudul: 66 AYAT AL-QURAN MENJANJIKAN RASUL DIUTUS SEPANJANG MASA. Penulisnya adalah seorang muslim bernama Drs. H. Syahrudin Ahmad. Yang beralamat di Jalan Jambu No. 50, Palu – SulTeng, Telp. 0451 – 421516 (note: No Telp. tsbt sudah saya hubungi dan benar adanya).

Meskipun hanya berupa photo copy-an, namun apa yang disampaikan oleh Drs. H. Syahrudin Ahmad saya anggap AKAN SANGAT MENARIK PERHATIAN BANYAK PIHAK! Mengapa? Sebab apa yang disampaikan olehnya adalah semacam suatu ajakan (himbauan, amaran, nasehat) kepada seluruh umat muslim di Indonesia untuk bersama-sama mengkritisi perihal kata “khataman nabiyyin” di Surat al-Ahzab ayat 40 yang selama ratusan tahun atau berabad-abad ini diartikan oleh banyak pihak sebagai “penutup nabi-nabi” (nabi dan rasul terakhir).

Demikianlah kutipan kata Pengantar yang disampaikan oleh Penulisnya:

Pengantar
Bismillahir rahmanir rahiem.

Melalui 14 butir SMS kepada Presiden, yang duplikatnya diberi judul “Korupsi Akibat Penyakit Moral Bangsa” (17 Agustus 2008), yang telah disampaikan kepada Presiden RI dan berbagai pihak termasuk Ketua Umum MUI Pusat; pada Lampiran I dikemukakan 66 kelompok ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan bahwa rasul (dan nabi) diutus Tuhan kepada semua kaum (bangsa) untuk semua generasi umat manusia. Selama sejarah Islam ayat-ayat itu tidak terlihat dan tidak terbaca disebabkan karena tertutup oleh paham yang mengatakan “Muhammad penutup nabi, tidak ada nabi sesudahnya”, berdasarkan Hadits. Sedangkan pengertian “khataman nabiyyin” di Surat al-Ahzab ayat 40, ditafsir “penutup nabi-nabi”, karena mengikuti pengertian Hadits tersebut, dengan mengabaikan arti kalimat di ayat itu menurut sastra Arab dan tata bahasa.
Jadi karena ayat 4 surat al-Ahzab ini ditafsirkan dengan mengikuti pengertian Hadits yaitu “Muhammad penutup nabi-nabi tidak ada nabi sesudahnya”, maka puluhan ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan mengenai rasul terus menerus diutus Tuhan kepada semua kaum dan semua generasi umat manusia, selama berabad-abad menjadi tersembunyi alias tidak bisa dilihat dan dibaca oleh kita umat Islam. Bisa dikata nila setitik merusak susu sebelanga.

Dan setelah diungkap pengertian Hadits bahwa sesungguhnya arti Muhammad penutup nabi-nabi tidak ada nabi sesudahnya, hanya dimaksudkan khusus berlaku bagi bangsa Arab saja (untuk masa tertentu), maka pengertian atau interpretasi kata “khataman nabiyyin” di Surat al-ahzab ayat 40 yang selama ini diartikan “penutup nabi-nabi”, mau tidak mau perlu diperbaiki dengan mengikuti pengertian menurut sastra arab dan kaidah tata bahasa. Dengan begitu, kata “khataman nabiyyin” di ayat ini memungkinkan untuk diartikan sebagai “pengabsah nabi-nabi”, karena kata “khatam” dalam sastra Arab mempunyai banyak arti.

Setelah mengetahui kesalahan kita umat Islam memahami pengertian Hadits dan tafsir Surat al-Ahzab ayat 40 tersebut, yang ternyata Nabi Muhammad Saw bukan Rasul dan Nabi terakhir seperti yang dipahami selama ini, sehingga adanya sekitar enam puluh enam kelompok ayat-ayat al-Quran yang menjanjikan rasul diutus terus menerus sepanjang masa alhamdulillah sudah bisa terbaca. Kayaknya cukup misteri justru selama berabad-abad ayat-ayat tersebut cukup tersembunyi, yaitu tidak bisa dibaca oleh kita umat Islam hanya karena gara-gara menganut paham yang sangat keliru yaitu tidak ada nabi sesudah Muhammad.
………………………….

Itulah sekilas kutipan dari tulisan "Pengantar" yang disampaikan oleh Drs. H. Syahrudin Ahmad melalui bukunya yang, bagi beberapa orang dianggap, menghebohkan itu. Dan menariknya lagi, Drs. H. Syahrudin Ahmad kelihatan sekali sungguh tidak main-main dalam upayanya memberikan “pencerahan” kepada umat Islam Indonesia terkait bahwa Muhammad bukanlah nabi terakhir sebagaimana dipahami oleh banyak umat Islam selama ini. Kesangatseriusan Drs. H. Syahrudin Ahmad terbukti dengan tindakkannya yang patut diacungi seribu jempol, yaitu ia telah mengirimkan tulisan berjudul “66 AYAT AL-QURAN MENJANJIKAN RASUL DIUTUS SEPANJANG MASA” itu kepada orang-orang terhormat berikut ini:

1. Bapak Presiden RI di Jakarta
2. Bapak Wakil Presiden RI di Jakarta
3. Bapak Ketua WANTIMPRES-RI di Jakarta
4. Bapak Ketua MPR-RI di Jakarta
5. Bapak Ketua DPR-RI di Jakarta
6. Bapak Ketua DPD-RI di Jakarta
7. Bapak Ketua Komisi VIII DPR-RI di Jakarta
8. Bapak Para Pimpinan Fraksi DPR-RI di Jakarta
9. Bapak Ketua Mahkamah Agung RI di Jakarta
10. Bapak Ketua Mahkamah Konstitusi RI di Jakarta
11. Bapak Jaksa Agung RI di Jakarta
12. Bapak Menko Polkam RI di Jakarta
13. Bapak Menko Kesra RI di Jakarta
14. Bapak Menteri Agama RI di Jakarta
15. Bapak Menteri dalam Negeri RI di Jakarta
16. Bapak Menteri Pertahanan RI di Jakarta
17. Bapak Menteri Luar Negeri RI di Jakarta
18. Bapak Menteri Sekretaris Negara RI di Jakarta
19. Bapak Menteri Hukum dan HAM RI di Jakarta
20. Bapak Menteri Pendidikan Nasional RI di Jakarta
21. Bapak Menteri Informasi & Komunikasi RI di Jakarta
22. Bapak Panglima TNI di Jakarta
23. Bapak Kepala Kepolisian RI di Jakarta
24. Bapak Kepala Badan Intelijen Negara RI di Jakarta
25. Bapak Ketua Komnas HAM Indonesia di Jakarta
26. Bapak Gubernur LEMHANNAS RI di Jakarta
27. Bapak Ketua KPK RI di Jakarta
28. Bapak Para Gubernur Seluruh Indonesia di Tempat
29. Bapak Para Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Islam/Umum se-Indonesia di Tempat
30. Bapak Ketua PWI Pusat di Jakarta
31. Bapak Ketua Asosiasi Penyiaran TV di Jakarta
32. Ibu Ketua Umum ICRP di Jakarta
33. Bapak Ketua Umum MUI Pusat di Jakarta
34. Bapak Ketua Umum ICMI Pusat di Jakarta
35. Bapak Ketua Umum PB. NU di Jakarta
36. Bapak Ketua Umum PP Muhammadiyah di Jakarta
37. Bapak Ketua Umum PB Alkhairaat di Palu
38. Bapak Ketua DPRD Provinsi Sulteng di Palu
39. Bapak Para Pimpinan Fraksi DPRD Provinsi Sulteng di Palu
40. Bapak Para Anggota Muspida Sulteng di Palu
41. dsbnya, dstnya (masih banyak lagi!). …..

Apa yang dilakukan oleh Drs. H. Syahrudin Ahmad tersebut jelas sungguh serius, bahkan sangat serius! Sekali lagi saya katakan; SANGAT SERIUS! Ia seakan sedang mengamarkan kepada seluruh umat Islam di Indonesia agar segera meninggalkan paham yang keliru selama ini tentang doktrin dari ulama-ulama yang selama ini mengajarkan bahwa Muhammad nabi dan rasul terakhir dan tidak ada rasul lagi sesudahnya.

Benarkah apa yang disampaikan oleh Drs. H. Syahrudin Ahmad tersebut, atau salahkah apa yang disampaikan oleh Drs. H. Syahrudin Ahmad itu? Ayo, kawan, jangan berdiam diri. Mari kita kaji bersama-sama, wahai kawan-kawan ….. dengan nurani yang murni, dengan akal pikiran yang jernih, dengan hati yang tulus, dan …. dengan berani tegas: qulil haqo walau kaana muron (berani mengatakan kebenaran meskipun pahit!).

Oya, satu hal lagi perlu saya sampaikan pula pada kesempatan ini bahwa, saya secara pribadi, sampai dengan saat ini, juga memilih meyakini bahwa frase “khataman nabiyyin” di Surat Al-Ahzaab ayat 40 tersebut, yang berbunyi “Maa kaana muhammadun abaa ahadim mir rijaalikum walaakir rasuulallaahi wa khaataman nabiyyiina wa kaanallaahu bi kulli syai-in ‘aliimaa” itu adalah tidak tepat jika secara tunggal ditafsirkan bahwa “Muhammad adalah rasul terakhir, dan kemudian disimpulkan atau tepatnya diklaim (didoktrinkan oleh ustadz-ustadz) bahwa: tidak ada rasul sesudahnya”. Itu pemahaman saya, orang lain mau memilih paham yang berbeda? silakan … tapi yang jelas, ayat-ayat al-Quran (termasuk Surat 33:40 tersebut) TIDAK LAYAK DIKUNCI DENGAN TAFSIRAN TUNGGAL SECARA EKSKLUSIF OLEH GOLONGAN TERTENTU YANG MERASA TAFSIRANNYA PALING BENAR (Islam fundamentalis). Apalagi jika sampai ada golongan Islam (fundamentalis) yang berani menghakimi golongan Islam lain yang meyakini bahwa masih ada rasul setelah Muhammad sebagai golongan sesat atau golongan penoda agama, maka hemat saya, hal (penghakiman) semacam itu sungguh perlu direnungkan ulang, sebab jangan-jangan justru golongan Islam fundamental (yang suka merasa paling benar dan kerap menghakimi golongan Islam lain dengan tuduhan sesat) itulah yang sedang keliru selama berabad-abad sebagaimana yang diutarakan oleh Drs. H. Syahrudin Ahmad tersebut …!

Salam ….!


NB: Setelah saya telpon ke nomor telp. Drs. H. Syahrudin Ahmad, waktu itu yang mengangkat adalah anak lelakinya, diinfokan olehnya, bahwa fotocopyan karya Drs. H. Syahrudin Ahmad tersebut ternyata kini sudah diterbitkan menjadi sebuah buku.

Sabtu, 20 Juni 2009

sisi positif




Selama studi di komunitas kristen tauhid ada hal-hal positif yang kami peroleh :
1. Berusaha mengupas alkitab dengan baik dan sebenarnya.
2. Saling menghormati keragaman pendapat.
3. JESUS adalah mesias & LORD, YHWH / BAPA sebagai GOD.
4. Memperingati hari SABAT.
5. Membina kerukunan antar umat beragama. Dan memperlajari berbagai aliran di agama lainnya untuk studi banding. Bukan untuk menggabungkan semua agama menjadi 1.
6. Materi Diskusi Alkitab nya bagus-bagus dan jujur-jujur.
7. Kesederhanaan dan tidak berfokus kemegahan dan jumlah massa.